Senin, 12 Maret 2012

NENEK MOYANG KITA BUKANLAH MONYET

teori darwin
assalammualaikum kawan2Q..
selama ini dalam kurikulum pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi, kita selalu dicekoki bahwa garis zaman prasejarah terdiri dari zaman batu (palaeolitikum, mesolitikum, neolitikum, megalitikum), zaman logam, dll… dalam tahapan-tahapannya dijelaskan juga bagaimana manusia mulai mengenal benda, berprilaku, wujud fisik dan lain-lain, sedangkan zaman sejarah menceritakan manusia dengan keahlian menulis, dll.. juga terdapat teori evolusi kera menjadi manusia, dll..
kawan2 semua, tak pernahkah anda berpikir pelajaran sejarah kita bertolak belakang dengan pelajaran agama islam kita? bukankah dalam 1 sekolah mengajarkan 2 mata pelajaran tersebut? namun kenapa bertolak belakang? dan apa yang bertolak belakang?
mari kita memulainya dengan berlandaskan al-qur’an, tentang penciptaan manusia di muka bumi oleh Allah SWT. Allah berfirman :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?. Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Qur’an 2 : 30)
dalam ayat tersebut telah jelas bahwa Nabi Adam adalah manusia, dan diciptakan di muka bumi dengan tujuan mulia, yaitu menjadi khalifah.
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!. Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .” (Qur’an 2 : 31-32)
dalam ayat ini semakin jelas bahwa Nabi Adam mempunyai ilmu, karena diajarkan oleh Allah atas nama-nama tersebut. setelah itu Allah memerintahkan malaikat untuk bersujud tanda hormat, namun Iblis enggan dan takabur. Tatkala Nabi Adam dan Siti Hawa di surga, mendapat suatu, maka disini Iblis menipu daya mereka.
“Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini , yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Qur’an 2 : 35-37)
dalam ayat ini jelas sudah terbukti Nabi Adam turun ke bumi dalam keadaan punya ilmu, diajarkan doa bertaubat, bisa berbicara, dan tentunya berpakaian pula. Apakah ada suatu tanda dari mereke bahwa mereka adalah kera? makhluk gua yang tidak bisa membaca? yang hanya bertelanjang dada dan berburu?
sebagai kaum yang intelektual, harusnya kita tidak bisa melepas sedikitpun agama dari sendi kehidupan, karena memang agama adalah yang membuat hidup jadi teratur, apabila agama dan sendi kehidupan dipisah (sekulerisme), beginilah jadinya, manusia membuat sejarah hanya berdasarkan pengetahuan mereka yang terbatas, tanpa mau melihat dari ajaran agamanya. perlu kita sadari dalam hidup ini tak selamanya bisa dirasionalkan, maka dari itu agama menjadi peran penting yang menjembatani rasional dan irrasional.
nah kalau sudah mengetahui Nabi Adam itu manusia normal layaknya kita saat ini, teori zaman prasejarah dll telah runtuh total. perlu menjadi kewajiban kita, untuk mengukur suatu masa dalam sejarah, Qur’an hanya menggunakan nama nabi saja, hal ini dikarenakan nabi adalah wakil dari kaum mereka pada waktu, tempat dan peradaban mereka. Dan inilah cara terbenar dalam mengkaji sejarah. Kalau metode ini sudah kita percayai, maka kita akan memahami bagaimana kisah mereka, perkembangan saat itu, peradaban mereka yang hebat namun bisa hancur seketika saja dan maka dari itu kita menganggap mereka adalah makhluk gua yang tidak punya peradaban sama sekali.
“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah ; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (Qur’an 3 : 137)
jelas sudah bagaimana kita tahu umat nabi luth yang dihukum karena kezoliman mereka, apakah kita menemukan sisa peradabannya? bagaimana dengan umat nabi musa? firaun yang tenggelam? piramida yang masih misteri cara pembuatannya? bagaimana dengan kota pompeii di italia yang hancur seketika karena letusan gunung vesuvius? kehebatan peradaban babilonia? apakah semua adalah makhluk gua? apakah mereka monyet? apakah mereka hanya kenal makan, tidur dan berburu?
TIDAK. mereka memiliki peradaban yang hebat, kepintaran merek melebihi daripada kita saat ini, tapi karena kezoliman dan kekufuran mereka, tidak banyak dari mereka yang mengikuti ajakan rasul mereka, maka peradaban mereka hancur seketika, sehingga kita menganggap mereka hanya makhluk gua yang tidak bisa membuat apa-apa. begitulah sejarah terulang kembali, kembali dan kembali, namun hanya sedikit saja yang mau mengambil pelajjaran dan hikmahnya.
Kawan, kebenaran akan selalu terbukti dan menang, cepat atau lambat itu akan ada. Tinggal kita maukah bersyukur dan kembali meninjau ini semua, buka pintu hati anda, dan kembalilah kepada jalan yang lurus. Sesungguhnya manusia yang beruntung adalah manusia yang bisa berpikir dan mensyukuri akan nikmat dan bukti kekuasaan dari Allah SWT.
“Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Qur’an 2 : 38-39)
Kini kalau kau mengakui dirimu Islam, dan mempercayai Qur’an sebagai wahyu yang tak diragukan, maka sebarkanlah nilai-nilai kebenaran ini. Jangan diam dan sekedar membaca, namun juga jangan hanya mengharapkan ilmu dari 1 sumber saja, cari dan carilah sambil berniat hanya karena Allah semata, insya allah kamu akan terjauh dari kesesatan dan murka Allah. Lakukan yang bermanfaat dan kabarkan kebenaran walau itu pahit. Jangan mengharap hasil yang manis, karena cukup Allah yang memberi kita balasan.
Semoga ini bisa jadi bahan renungan kita semua, kepada guru-guru sejarah yang Islam, dan semua pihak terkait. Penulis tak jauh dari salah, karena hanya Allah yang memiliki kebenaran, mohon maaf bila ada salah dan kekurangjelasan. Bila butuh sharing, silahkan, karena penulis juga bukan orang pintar dan benar, kita sama-sama sedang mencari kebenaran.
Terima kasih dan assalamualaikum.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS 2 : 286)
Sumber : dari berbagai sumber, dan semoga mereka dapat balasan yang lebih dari Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar